Wednesday, September 11, 2013

Jika kamu melihat kebaikan seseorang.....

"Jika kamu melihat kebaikan seseorang, ceritakanlah pada orang lain, Jika kamu melihat kejelekan seseorang, disitulah kebaikan kamu sedang diuji." 























5 Jalan Kecil Terunik di Dunia



1. Terowongan Wisteria, Jepang













Indah beud kan gan salah satu jalan terunik di dunia ini? Terowongan ini bakal lebih wow! kalo udah memasuki bulan April karena saat itu biasanya bunga-bunga yang ada di terowongan ini mekar secara bersamaan. Seperti yang agan-agan liat di fotonya, macam-macam warna bunga bakal mendamaikan hati agan kalo lewat terowongan ini. Terowongan ini letaknya di kota Kitakyushu, tepatnya di Taman Kawachi Fuji (siapa tau mau liburan ke Jepang kan?). Panjang terowongan ini cuma 80 meter. Tapi, dijamin deh udah bisa bikin hati tentram.

2. Jalan Kecil Danau-Danau Plitvice, Kroasia

















Danau-danau Plitvice yang terdapat di Taman Nasional Kroasia merupakan warisan dunia dari UNESCO terhitung sejak tahun 79-an. Ada 16 danau dan beberapa air terjun kecil ada di kawasan ini. Kebayang asri dan indahnya tempat ini?
















Untuk mempermudah masyarakat menikmati keindahan danau-danau tersebut, maka dibuatlah jalan-jalan kecil yang panjangnya sekitar 30km di Taman Nasional ini. Jalan-jalan kecil tersebut dibagi dua, yaitu jalan-jalan kecil Plitvica (9km) dan jalan-jalan kecil Corkkovola Uvala (21km). Jalan-jalan ini sudah dipasang ama papan informasi yang pastinya agan-agan juga bakal dipandu oleh pemandu Taman Nasional itu kalo agan-agan berencana liburan ke Kroasia dan mampir ke sini.

3. Jalan Bambu, Jepang
















Welcome to Japan again gan. Nama resminya adalah Jalan Belukar Bambu Sagano. Salah satu jalan terunik di dunia ini terletak di area Sagano Arashiyama di kota Kyoto (sekitar 25 menit dari pusat kota Kyoto). That's all, no need to explain how wondeful this street is!

4. Terowongan Cinta, Ukraina
















Terowongan ini keliatan indahnya kalo udah musim panas, sama kayak terowongan Wisteria di Jepang. Dan nyatanya, salah satu jalan terunik di dunia ini bukan ditujukan untuk pejalan kaki atau para goweser. Terowongan ini sejatinya adalah salah satu tunnel kereta api di Ukraina sana.















Terowongan ini dapat ditemukan di kota Klevan, Ukraina dan kenapa disebut terowongan cinta, I have no idea juga kenapa orang-orang Ukraina manggilnya begitu. Mungkin karena begitu mengagumkannya terowongan ini hingga siapa saja yang melihatnya bisa bikin hati berbunga bunga? Siapa tau.

5. Anak Tangga Haiku, Hawaii















Juga biasa disebut "Anak Tangga Menuju Langit". Karena pada beberapa kesempatan, anak anak tangganya bisa "hilang" karena terlindung oleh awan yang menyelimuti daerah anak tangga ini. Salah satu jalan terunik di dunia ini merupakan jalan terjal yang terletak di pulau O'ahu, Hawaii. Totalnya  ada 3922 anak tangga dan panjang tangga ini sekitar 2800 kaki (850 meter) dari dasar Lembah Haiku hingga menuju puncak di Gunung Koolau.

















Anak tangga Haiku merupakan salah satu tempat populer di Hawaii bagi para manusia yang suka uji nyali. Ya, agan-agan tau lah, yang menganggap ketinggian merupakan bagian dari hidup mereka, mereka pasti suka anak tangga ini.








Alasan resign?


Why to move?


Mengapa karyawan meningggalkan perusahaan (atau paling tidak sering ngedumel)? Berikut ini petikan dari bukunya Haris Priyatna yang berjudul Azim Premji, "Bill Gates" dari India (terbitan Mizania 2007).

Azim Premji adalah milyuner muslim dari India yang telah menyulap Wipro, dari sebuah perusahaan minyak goreng menjadi konglomerasi perusahaan dengan salah satunya adalah Wipro Technologies yang merupakan ikon kebangkitan industri teknologi informasi di India. Dia urutan ke-21 orang terkaya di dunia versi Forbes 2007. Azim dikenal sebagai milyuner yang bergaya hidup sederhana.

Berikut ini pandangan Premji tentang mengapa karyawan betah dan tidak betah dengan perusahaan. Wipro sendiri memiliki tinkat turn-over (kepindahan) karyawan yang sangat rendah, padahal gajinya tidak lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis seperti Infosys dan TCS.

Mengapa KARYAWAN meninggalkan perusahaan?
Banyak perusahaan yang mengalami persoalan tingginya tingkat pergantian karyawan. Betapa orang mudah keluar-masuk perusahaan itu. Orang meninggalkan perusahaan untuk gaji yang lebih besar, karier yang lebih menjanjikan, lingkungan kerja yang lebih nyaman, atau sekedar alasan pribadi. Tulisan ini mencoba menjelaskan persoalan ini.

Belum lama ini, Sanjay, seorang teman lama yang merupakan desainer software senior, mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan internasional prestisius untuk bekerja di cabang operasinya di India sebagai pengembang software. Dia tergetar oleh tawaran itu. Sanjay telah mendengar banyak tentang CEO perusahaan ini, pria karismatik yang sering dikutip di beritaberita bisnis karena sikap visionernya. Gajinya hebat. Perusahaan itu memiliki kebijakan SDM ramah karyawan yang bagus, kantor yang masih baru, dan teknologi mutakhir, bahkan sebuah kantin yang menyediakan makanan lezat.

Sanjay segera menerima tawaran itu. Dua kali dia dikirim ke luar negeri untuk pelatihan. "Saya sekarang menguasai pengetahuan yang paling baru", katanya tak lama setelah bergabung. Ini betul-betul pekerjaan yang hebat dengan teknologi mutakhir. Ternyata, kurang dari delapan bulan setelah dia bergabung, Sanjay keluar dari pekerjaan itu. Dia tidak punya tawaran lain di tangannya, tetapi dia mengatakan tidak bisa bekerja di sana lagi. Beberapa orang lain di departemennya pun berhenti baru-baru ini.

Sang CEO pusing terhadap tingginya tingkat pergantian karyawan. Dia pusing akan uang yang dia habiskan dalam melatih mereka. Dia bingung karena tidak tahu apa yang terjadi. Mengapa karyawan berbakat ini pergi walaupun gajinya besar ? Sanjay berhenti untuk satu alasan yang sama yang mendorong banyak orang berbakat pergi. Jawabannya terletak pada salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh Gallup Organization. Penelitian ini menyurvei lebih dari satu juta karyawan dan delapan puluh ribu manajer, lalu dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul First Break All the Rules.

Penemuannya adalah sebagai berikut:
Jika orang-orang yang bagus meninggalkan perusahaan, lihatlah atasan langsung/tertinggi di departemen mereka. Lebih dari alasan apapun, dia adalah alasan orang bertahan dan berkembang dalam organisasi. Dan dia adalah alasan mengapa mereka berhenti, membawa pengetahuan, pengalaman, dan relasi bersama mereka. Biasanya langsung ke pesaing. Orang meninggalkan manajer/direktur anda, bukan
perusahaan, tulis Marcus Buckingham dan Curt Hoffman penulis buku First Break All the Rules.

Begitu banyak uang yang telah dibuang untuk menjawab tantangan mempertahankan orang yang bagus - dalam bentuk gaji yang lebih besar, fasilitas dan pelatihan yang lebih baik. Namun, pada akhirnya, penyebab kebanyakan orang keluar adalah manajer. Kalau Anda punya masalah pergantian karyawan yang tinggi, lihatlah para manajer/direktur Anda terlebih dahulu. Apakah mereka membuat orang-orang pergi? Dari satu sisi, kebutuhan utama seorang karyawan tidak terlalu terkait dengan uang, dan lebih terkait dengan bagaimana dia diperlakukan dan dihargai. Kebanyakan hal ini bergantung langsung dengan manajer di atasnya.

Uniknya, bos yang buruk tampaknya selalu dialami oleh orang-orang yang bagus. Sebuah survei majalah Fortune beberapa tahun lalu menemukan bahwa hampir 75 persen karyawan telah menderita di tangan para atasan yang sulit.

Dari semua penyebab stres di tempat kerja, bos yang buruk kemungkinan yang paling parah. Hal ini langsung berdampak pada kesehatan emosional dan produktivitas karyawan. Pakar SDM menyatakan bahwa dari semua bentuk tekanan, karyawan menganggap penghinaan di depan umum adalah hal yang paling tidak bisa diterima. 

Pada kesempatan pertama, seorang karyawan mungkin tidak pergi, tetapi pikiran untuk melakukannya telah tertanam.
Pada saat yang kedua, pikiran itu diperkuat. Saat yang ketiga kalinya, dia mulai mencari pekerjaan yang lain. Ketika orang tidak bisa membalas kemarahan secara terbuka, mereka melakukannya dengan serangan pasif, seperti: dengan membandel dan memperlambat kerja, dengan melakukan apa yang diperintahkan saja dan tidak memberi lebih, juga dengan tidak menyampaikan informasi yang krusial kepada sang bos.

Seorang pakar manajemen mengatakan, jika Anda bekerja untuk atasan yang tidak menyenangkan, Anda biasanya ingin membuat dia mendapat masalah. Anda tidak mencurahkan hati dan jiwa di pekerjaan itu. Para manajer bisa membuat karyawan stres dengan cara yang berbeda-beda: dengan terlalu mengontrol, terlalu curiga, terlalu mencampuri, sok tahu, juga terlalu mengecam. Mereka lupa bahwa para pekerja bukanlah aset tetap, mereka adalah agen bebas.Jika hal ini berlangsung terlalu lama, seorang karyawan akan berhenti - biasanya karena masalah yang tampak remeh. Bukan pukulan ke-100 yang merobohkan seorang yang baik, melainkan 99 pukulan sebelumnya. Dan meskipun benar bahwa orang meninggalkan pekerjaan karena berbagai alasan, untuk kesempatan yang lebih baik atau alasan khusus, mereka yang keluar itu sebetulnya bisa saja bertahan, kalau bukan karena satu orang yang mengatakan kepada mereka, seperti yang dilakukan bos Sanjay: Kamu tidak penting. Saya bisa mencari puluhan orang seperti kamu.

Meskipun tampaknya mudah mencari karyawan, pertimbangkanlah untuk sesaat biaya kehilangan seorang karyawan yang berbakat. Ada biaya untuk mencari penggantinya. Biaya melatih penggantinya. Biaya karena tidak memiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan itu sementara waktu. Kehilangan klien dan relasi yang telah dibina oleh orang tersebut. Kehilangan moril sejawat kerjanya. Kehilangan rahasia perusahaan yang mungkin sekarang dibocorkan oleh orang tersebut kepada perusahaan lain. Plus, tentu saja, kehilangan reputasi perusahaan. Setiap orang yang meninggalkan sebuah korporasi akan menjadi dutanya, entah tentang kebaikan atau keburukan.

Demikian pesan Azim Premji. Bagaimana pendapat Anda (sebagai bawahan maupun atasan)?







Friday, August 23, 2013

"Percaya" butuh.....

:: "Percaya" Butuh waktu bertahun2 untuk membangunnya, hanya butuh waktu beberapa detik untuk menghancurkannya, dan butuh waktu selamanya untuk memperbaikinya ::




Jadi jangan sia-siakan kepercayaan yang telah diberikan kepada kita.....




Si Pengemis Vs Pak Manager


Seorang manager perusahaan tengah makan siang dan mengajak ngobrol seorang pengemis di warung soto.

Manager : pak, cape ya , Laper .?

Pengemis : biasa aja tuh, hari ini udh makan 3x.

Manager : loh..? uang nya cuman buat makan bapak? anak dan istri di rumah makan apa?

Pengemis : kayak org susah aja..! istri dan anak saya lg di restoran tau!!

Tadi barusan telpon saya, mereka lagi makan di Kuningan.

Manager sampai kebingungan dan berkata : emank bapak ngemis 1 hari dapet brp?

Pengemis : nih ya.. Saya kasi tau..!!! Saya ngemis dari jam 07.00-17.00. Lampu merah atau hijau waktu nya 60 detik. Setiap 60 detik paling ngak saya bisa dapet 2.000. 1 jam = 60 kali lampu merah/Hijau. 60 x 2.000 = 120.000 /jam. 1 hari saya kerja 10 jam, 1 jam buat istirahat jadi 9 jam. 9 jam x 120.000 = 1.080.000/hari. 1 bulan saya kerja 26 hari. 26 hari x 1.080.000 = 28.080.000/bulan.

Manager sampai kaget dan bengong mendengar crita pengemis itu...

Pengemis berkata : emank mas jadi manager, gaji per bulannya brp..?

Manager : 15.000.000

Pengemis : ijasah..?

Manager : S1

Pengemis : pasti abis banyak duit buat kuliah, blom lg kerja kena marah ama boss. Tu kepala penuh isinya soal kerjaan mulu……

......Sepertinya si Manager kalah telak.......

Sekian cerita tentang fantastisnya pendapatan seorang pengemis di lampu merah........



The Death of Samurai...


Renungan buat kita:

The Death of Samurai : Robohnya Sony, Panasonic, Sharp, Toshiba dan Sanyo


Hari-hari ini, langit diatas kota Tokyo terasa begitu kelabu. Ada kegetiran yang mencekam dibalik gedung-gedung raksasa yang menjulang disana. Industri elektronika mereka yang begitu digdaya 20 tahun silam, pelan-pelan memasuki lorong kegelapan yang terasa begitu perih.

Tahun 2012 lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka roboh berkeping-keping. Sanyo bahkan harus rela menjual dirinya lantaran sudah hampir kolaps. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka. Dan Toshiba? Sebentar lagi divisi notebook-nya mungkin akan bangkrut (setelah produk televisi mereka juga mati).

Adakah ini pertanda salam sayonara harus dikumandangkan? Mengapa kegagalan demi kegagalan terus menghujam industri elektronika raksasa Jepang itu? Di Senin pagi ini, kita akan coba menelisiknya.

Serbuan Samsung dan LG itu mungkin terasa begitu telak. Di mata orang Jepang, kedua produk Korea itu tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di mana-mana. Di sisi lain, produk-produk elektronika dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah juga terus menggerus pasar produk Jepang. Lalu, dalam kategori digital gadgets, Apple telah membuat Sony tampak seperti robot yang bodoh dan tolol.

What went wrong? Kenapa perusahaan-perusahaan top Jepang itu jadi seperti pecundang? Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa kita petik sebagai pelajaran.

Faktor 1 : Harmony Culture Error.
Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus.
Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo.
Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi). Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga “keindahan budaya harmoni”.

Faktor 2 : Seniority Error.
Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan. Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan.
Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman.
Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati.

Faktor 3 : Old Nation Error.
Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun.
Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua. Disini hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu. Dan sekali lagi, apa artinya itu bagi nafas inovasi? Sama : nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal.

Demikianlah, tiga faktor fundamental yang menjadi penyebab utama mengapa raksasa-raksasa elektronika Jepang limbung. Tanpa ada perubahan radikal pada tiga elemen diatas, masa depan Japan Co mungkin akan selalu berada dalam bayang-bayang kematian.




Lucu dan Anehnya negara kita, Indonesia


Disadur dari berbagai sumber:
____________
"Indonesia memang negara yang lucu. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber energi murah yaitu batubara, tetapi justru batubara tersebut diekspor. Sedangkan Indonesia memilih impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya lebih mahal.
___________
Hampir semua jenis kekayaan alam ada di negeri ini. Namun anehnya, kekayaan itu tidak bisa membuat rakyatnya hidup makmur.
Menurut data BPS, pada tahun 2012 secara total di negeri ini masih ada 28,59 juta orang miskin. Itu pun dengan ukuran garis kemiskinan di kota Rp 259.520,- per bulan. Kalo di kalkulasi gabungan orang yang disebut miskin di negeri ini jika pengeluarannya kurang dari Rp 8.650,- perhari. Padahal dengan Rp 8.650,- perhari hanya cukup u/ sekali makan dengan lauk ala kadarnya.

Artinya jika Anda bisa makan 3 kali sehari, tapi nggak bisa berpakaian layak, nggak punya rumah, apalagi sekolah, tidak dianggap miskin. Atau jika penghasilan Anda 300 ribu/bulan saja, belum dianggap MISKIN!!!  Bener2 negara Edan bin Koplak!!!

Jadi, mungkin angka kemiskinan di Indonesia menurut LOGIKA yang jernih lebih dari 100 juta orang, sedangkan angka 28,59 juta di atas adalah orang yang super miskin.
_____________
Dengan melimpahnya kekayaan negeri ini, ternyata pendapatan negeri ini termasuk dari hasil pengelolaan bermacam kekayaan alam itu tidak cukup untuk membiayai belanja negara sehingga kekurangannya ditutup dengan mencari utang baik dari dalam negeri dalam bentuk Surat Berharga Negara dan dari luar negeri. Jumlah utang pada akhir Januari 2012 yang telah mencapai Rp 1837,39 triliun. 

Keanehan ini makin menjadi. Negara ini sangat patuh dalam membayar cicilan utang pokok dan bunganya tiap tahun. Utang seolah menjadi sesuatu yang tetap. Tiap tahun harus ada. Hal itu diantaranya adalah akibat tipuan doktrin anggaran berimbang. Sayangnya terlihat tidak ada
rencana atau skenario mengakhiri utang itu.

Di dalam Buku Saku Perkembangan Utang Negara edisi Februari 2012 bahkan sudah ada prediksi besaran cicilan utang pokok dan bunga hingga tahun 2055 dan itu bukan akhir dari cicilan utang. Lebih aneh lagi, ternyata cicilan utang selama ini tidak mengurangi jumlah utang. Padahal cicilan utang itu jika diakumulasi sudah melebihi akumulasi utangnya sendiri.

Akumulasi pembayaran cicilan utang baik bunga maupun pokok selama 12 tahun antara tahun 2000-2011 mencapai Rp 1843,10 triliun. Tapi anehnya, jumlah utang negara tidak berkurang tapi justru bertambah. Utang negara per 3 Januari 2012 mencapai Rp 1837,39 triliun.

Kalau dikatakan utang itu untuk membiayai pembangunan, maka bisa jadi itu bohong besar. Sebab sejatinya utang yang diambil itu adalah untuk membayar cicilan utang.

Mengacu pada Buku Saku Perkembangan Utang Negara edisi Februari 2012 yang dikeluarkan oleh Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan di halaman 46 disebutkan, pagu APBN-P 2012 untuk pembayaran cicilan utang (pokok dan bunganya) mencapai Rp 322,709 triliun, terdiri dari cicilan pokok utang Rp 200,491 triliun dan cicilan bunga Rp 122,218 triliun. Cicilan bunga Rp 122,218 triliun itu, terdiri dari cicilan bunga pinjaman Rp 17,887 triliun dan cicilan bunga SBN Rp 104,331 triliun.

Jadi seluruh utang yang ditarik di tahun 2012 sebenarnya bukan untuk membiayai pembangunan tetapi untuk membayar cicilan utang dan itupun belum cukup dan harus mengurangi alokasi APBN yang seharusnya bisa untuk membiayai pembangunan.
_________
Pemerintah bekerja keras meyakinkan bahkan terkesan memaksa rakyat untuk memahami dan menerima rencana kenaikan harga BBM. Anehnya, pemerintah tidak terlihat bekerja keras atau bahkan memaksa kontraktor-kontraktor tambang dan migas agar bagian pemerintah lebih besar lagi atau untuk menaikkan royalti yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

Sekedar contoh, tak terlihat kerja keras dan paksaan pemerintah kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk menaikkan royalti PTFI sekedar agar sesuai dengan ketentuan PP No 45/2003, yaitu royalti emas 3,75 persen, tembaga 4 persen dan perak 3,25 persen. Bayangkan saja, selama ini royalti yang diterima negara dari PTFI untuk emas 1%, untuk tembaga 1,5% (jika harga kurang dari US$ 0.9/pound) sampai 3.5% (jika harga US$ 1.1/pound) dan untuk perak 1,25 %.

Hal yang kurang lebih sama juga terjadi pada kontrak karya atau kontrak bagi hasil pertambangan lainnya.
Sebetulnya masih banyak lagi kelucuan dan keanehan negeri ini, tapi jangan kuatir.......
Masih ada edisi selanjutnya......